Senin, 09 April 2012

Perlintasan Kereta Api di Jakarta Akan Ditiadakan

Perlintasan kereta api di Palmerah Selatan, Jakarta, Kamis (21/7/2011)

JAKARTA, KOMPAS.com - Pelintasan kereta api di Jakarta menjadi salah satu titik kemacetan sekaligus rawan kecelakaan. Ke depan, perlintasan kereta api sebaiknya ditiadakan untuk mengatasi salah satu sumber kemacetan di Ibu Kota.

Demikian menurut Didik J. Rachbini, calon wakil gubernur DKI Jakarta pasangan Hidayat Nur Wahid dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Ia mengatakan, untuk melakukan hal tersebut perlu pembangunan jalan layang (fly-over) dan terowongan (underpass) pada titik temu antara jalur kereta api dan jalan raya.

"Kalau bebas seperti ini kan bagus. Kereta api tidak terganggu perjalanannya, lalu lintas jalan juga tidak terganggu kereta yang lewat," kata Didik Rachbini saat menunggu kedatangan KRL di Stasiun Gondangdia, Jakarta Pusat, Sabtu (7/4/2012) kemarin.

Ia menggambarkan kalau jalur KA dari Cikini hingga Jakarta Kota (Beos) berupa jalur layang. Kondisi prasarana seperti itu berbuah ganda. Selain lalu lintas jalan tidak terganggu perjalanan KA, stasiun-stasiun KA juga bisa difungsikan sebagai sentra bisnis yang menguntungkan pedagang.

Di Jakarta sendiri, masih banyak titik pelintasan sebidang yang menjadi penyebab kemacetan. Beberapa di antaranya adalah di Jalan Gunung Sahari, Mangga Dua, Jakarta Utara, di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, dan di dekat Stasiun Kemayoran, Jakarta Pusat.

Lokasi-lokasi tersebut juga menjadi titik kemacetan pada saat kereta api melintas. Selain itu, pihak PT Kereta Api Indonesia juga kesulitan menambah frekwensi perjalanan kereta lantaran akan semakin mengganggu perjalanan transportasi jalan raya. ■

Tidak ada komentar:

Posting Komentar